assalamualaikum,
masa tamrin dekat gunung ledang hari tu, ada ustaz ni dia bercerita pasal perang khaibar, yg diketuai oleh baginda rasulullah SAW... sekadar ingin 'sharing is caring' di sini... wallahu a'lam...
=======
Perjuangan kaum muslimin di Lembah Khaibar
Peristiwa maulid Nabi saw hendaknya dijadikan sarana kilas balik perjuangan Rasul. Parade sederhana bisa dimulai dari masjid-masjid.
Kali pertama Rasulullah saw. mencanangkan kehadiran Islam di tengah komunitas masyarakat Arab, unsur-unsur kekuatan yang telah lama mapan segera bergolak. Kehidupan Jahiliyah yang telah berlangsung demikian panjang mulai goyang. Mereka bangkit melakukan perlawanan.
Perlawanan terkeras dilakukan oleh kalangan musyrikin Quraisy dan Yahudi. Kedua kekuatan ini memang sudah lama mapan sebagai kekuatan yang mempengaruhi kawasan itu. Wajarlah kalau mereka sangat khawatir akan kehilangan pengaruh yang telah dimilikinya selama ini. Yang lebih dikhawatirkan lagi adalah bila ajaran mereka musnah.
Dengan segala daya dan usaha, dikerahkan segala kekuatan yang dimiliki untuk membendung arus dakwah kaum muslimin yang dipimpin Rasulullah saw. Berpuluh kali pertarungan demi pertarungan diselenggarakan di antara kedua belah pihak. Hanya satu yang mereka inginkan; mereka menghendaki musnahnya Muhammad beserta ummat dan ajaran yang dibawanya.
Di antara pertarungan sangat berat yang dihadapi pasukan muslimin adalah ketika mereka menghadapi pasukan Yahudi di lembah Khaibar.
Peristiwa itu terjadi pada awal tahun ke-7 Hijrah. Di Tempat ini mereka(bangsa Yahudi) mendirikan beberapa benteng yang sangat kokoh. Benteng-benteng itu terletak di atas bukit bercadas yang terjal.
Hubungan antara satu benteng dengan benteng yang lain di jalin dengan terowongan bawah tanah yang dibangun dengan sangat rahasia.
Bila tidak diamati secara baik pintu untuk menuju ke arah benteng-benteng itu terlalu sulit untuk diketemukan.
Air dari mata air yang terdapat disekitar tempat itu di alirkan ke dalam benteng. Nampaklah bahwa kaum Yahudi memang sudah terkenal sebagai arsitek yang ulung dan canggih.
Kelompok-kelompok Yahudi di Khaibar ini merupakan koloni Israil yang terkuat yang paling kaya dan paling besar pula persenjatannya. Kaum muslimin yakin sekali selama Yahudi masih tetap berada di situ, mereka akan tetap menjadi duri dalam daging seluruh jazirah. Maka selama itu pula persaingan antar agama Musa dengan agama baru ini akan jadi panjang tanpa penyelesaian. Dengan demikian terjun menyabung nyawa tanpa ragu-ragu lagi.
Pasukan Islam menyerbu dengan kekuatan seribu enam ratus orang dengan seratus kavaleri muslimin. Dalam penyerbuan yang berlangsung sangat alot itu, Rasulullah saw mendampingi kaum muslimin.
Kaum Yahudi menempatkan barikade pasukan panah dan pelempar batu di atas benteng. Mereka bersembunyi di puncak benteng dan melempari pasukan Islam dengan batu dan menghujaninya dengan anak panah.
Sekalipun mereka dikenal sebagai pasukan terlatih yang ditakuti, tapi cara-cara mereka yang bersembunyi, sama sekali tidak mencerminkan pasukan yang jantan dan gagah berani. Sementara peperangan berkecamuk orang-orang Quraisy saling bertaruh satu sama lain. Sebagian besar mereka yakin bahwa kaum muslimin di bawah komando umum Muhammad akan kocar-kacir menderita kekalahan. Ummat Islam dalam pandangan orang-orang Quraisy sangat mustahil akan dapat menembus pintu benteng yang kokoh terbuat dari besi yang tebal. Muhammad jelas akan tidak mungkin dapat mengalahkan Yahudi Khaibar yang sudah memiliki pengalaman tempur yang handal, begitu keyakinan yang mereka miliki. Mereka berkumpul sambil bersorak sorai mengelilingi medan perang Khaibar.
Pertarungan terus berlangsung dengan sangat sengitnya. Sampailah pada suatu benteng terberat yang bernama Na'im --dalam keterangan yang lain menyebutkan benteng Watih. Di benteng ini selain dipusatkan kekuatan pasukan Yahudi, cadangan makanan dan persejataan juga dikumpul di sini.
Begitu beratnya sehingga ummat Islam kehilangan seorang komandannya. Syuhada pertama dijumpai pemimpin Islam dari kalangan anshar, yakni dari suku Khajraj. Pemimpin Islam ini meninggal setelah dilempar batu oleh Kinana bi Rabi dari atas benteng, salah satu tokoh Yahudi. Kinana sejak mendengar informasi pasukan muslim akan mengadakan menyerangan sudah bertekad membunuh komandan muslim.
Hal itu tidak membuat kendor semangat tempur pasukan. Pihak muslimin bahkan memperketat kepungan atas benteng-benteng Khaibar itu dengan lebih gigih lagi. Demikian dengan Yahudi mati-matian mempertahankan dengan keyakinan, bahwa kekalahan mereka menghadapi Muhammad berarti suatu penumpasan terakhir terhadap Banu Israil di negeri-neeri Arab.
Sampai beberapa hari penaklukan itu tidak juga berhasil. Rasulullah kemudian menyerahkan bendera perang kepada Abu Bakar supaya memasuki benteng Na'im. Tetapi setelah terjadi pertempuran ia kembali tanpa berhasil menaklukkan benteng itu. Keesokan harinya pagi-pagi Rasul menugaskan Umar bin Khaththab. Tetapi diapun mengalami nasib yang sama seperti Abu Bakar.
Sekarang Ali bin Abi Thalib dipanggil Rasulullah seraya berkata: "Pegang bendera ini dan bawa sampai Tuhan memberikan kemenangan kepadamu."
Ali berangkat membawa bendera itu. Setelah berada dekat benteng, penghuni benteng itu keluar menghadapinya dan seketika itu juga pertempuran lanjutan terjadi. Dalam perang tanding antara Ali dengan komandan Yahudi, Harith bin Abi Zainab, Ali dapat membunuh dedengkot yahudi itu. Nyawa Ali hampir melayang ketika perisai yang ada ditangannya pecah kena pukulan pedang Harith. Setelah menggapai pintu benteng dan menjadikannya sebagai tameng, Ali dapat selamat dari tebasan pedang lawan. Padahal pintu itu begitu kokohnya sehingga puluhann orang pun mengalami kesulitan untuk menggerakkannya.
Satu hal yang sangat mengharukan, semangat juang kaum muslimin itu tetap berkobar-kobar sekalipun sudah beberapa hari mereka tidak makan. Baham makanan yang mereka bawa tidak cukup untuk waktu pertempuran yang berlangsung lebih lama.
Dari peristiwa di atas terkandung beberapa pelajaran yang dapat diambil.
Pertama, untuk menegakkan kebenaran pasti akan berhadapan dengan sekelompok orang atau golongan yang tidak menghendaki kehadiran mereka. Bentuk penolakan itu bisa berupa penghinaan, caci maki, fitnah, provokasi atau bahkan penyerangan secara fisik.
Kedua, musuh-musuh kebenaran akan selalu bersatu padu dalam menghadapi apa yang disebutnya sebagai 'lawan ideologi' mereka, dan setidaknya mereka akan saling memberikan dukungan moral satu dengan yang lainnya.
Ketiga, diperlukan tingkat kesabaran yang lebih tinggi untuk menghadapi kekuatan musuh yang sudah mengakar. Tanpa dengan itu akan terjadi penghamburan energi yang dapat melemahkan kekuatan. Semangat kebersamaan dalam suka dan duka hanya akan dimiliki oleh mereka yang telah memiliki kesabaraan dalam menghadapi lawan.
Keempat, pergantian kepemimpinan mutlak terjadi ketika sebuah permasalahan yang dihadapi memang menghendaki demikian. Bila lawan tangguh sementara kepemimpinan lemah, hanya akan mengorbankan banyak kekuatan.
Pergiliran kepemimpinan seperti dalam kasus yang Rasulullah saw contohkan di atas merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi kaum muslimin.
Bila benteng yang dimiliki lawan sangat kuat dan tangguh, pemimpin yang gagal menghadapi segera digantikan. Tapi tentu tidak asal ganti, sebelum mereka diuji dahulu untuk mengerahkan segala kemampuan yang dimilikinya.
Nah, siapkah kita mengambil i'tibar yang sangat indah ini dari Rasulullah saw?
=======
khaibar telah menjadi satu penguat semangat utk kami semasa di kaki gunung ledang tempoh hari... KHAIBAR!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment